MEKAR TENANG
Berjalan dengan tembakan hujan,
Berbasah dalam air hidup
Walau semarak itu tak terluap
Merekah ditengah kuyup.
Melihat bermimpi berayun,
Membuat jiwaku kosong
Menatap lekat pada satu titik sudut
Yang tidak mempunyai kolong.
Telah lama aku bersandar pada
Ayunan gendongan yang terlena,
Yang mengizinkan aku terjerembab
Pada dalamnya nista.
Aku berkata pada Tuhanku,
“Sudahlah, izinkan aku untuk ini”,
Tapi ragam mulut tak mau membeku,
Berebut memuntah-muntahkan komentar isi benak.
Sudahlah, biarkan aku tertinggal,
Disudut yang dekat dengan kematian.
Tenang,
Bisa mekar walau tanpa ada pandang
...........
Dalam sebuah sudut damai.
Malang, 02 Maret 2009