Sabtu, 03 November 2007

untuk orang yang paling aku cintai

BUKAN KATA-KATA LAGI YANG MAMPU UNGKAPKAN SEGALA AKAN TETAPI EKSPRESI TUBUH DAN MATA LAH YANG AKAN MENJADI WAKIL
ENTAH BERAPA KALI AKU HARUS MENGUCAP
KALAU GABUNGAN HURUF-HURUF LATIN INI
"AKU SAYANG SAMA KAMU"
"AKU SUKA SAMA KAMU"
"AKU CINTA SAMA KAMU"
ADALAH SEBUAH KEBENARAN
SATU KALIMAT YANG MELUNCUR DARI BIBIR INDAHMU
"EH…TEMEN-TEMEN MENGATAKAN KALAU HUBUNGAN KITA INI AKAN LANGGENG LOH……"
SERTA MERTA NADI DARAHKU AKU SURUH BERDO’A.
KEMUDIAN HATI KECILKU MENGATAKAN
"ISTAJIB DU’AANAA YA…ALLAH"
AKU MASIH YAKIN DAN MEMANG AKU HARUS YAKIN
BAHWA MEMANG SETIAP KECAP LIDAH BERUCAP
PASTI MENGANDUNG DO’A.
APALAGI SEBUAH NAMA
KATA IBUKU NAMA ITULAH DO’A YANG ABADI.
KEABADIANNYA DAN USIANYA SAMA DENGAN APA YANG DISEBUT "CINTA"
PARA MALAIKAT YANG TIDAK PERNAH MEMBANTAH PERINTAH ALLAH PUN
MAU BERSUJUD KEPADA ADAM KARENA MEMANG ADAM DIBERI PENGETAHUAN OLEH ALLAH TENTANG NAMA-NAMA
SEHINGGA MALAIKAT DENGAN BERJIWA BESAR MENGAKUI BAHWA MEMANG PANTAS ADAM MEMAKMURKAN BUMI DENGAN ANAK CUCUNYA.
BEGITU PUN DENGAN CINTA, MANA MUNGKIN ALLAH MENCIPTA ADAM DAN MEMULYAKANNYA KALAU DZAT-NYA TIDAK MEMPUNYAI RASA CINTA KEPADA ADAM.
AH…………………..SIAPAPUN YANG TANYA PASTI AKAN AKU JAWAB
KALAU LEBIH BERTRILIUN TRILIUN PERSEN AKU PERCAYA AKAN KEBERADAAN CINTA DAN KEKUATANNYA.
PERCAYALAH BAHWA CINTA ADALAH SALAH SATU DARI TIGA HAK ASASI YANG PALING ASASI YANG DIBERIKAN SECARA CUMA-CUMA OLEH RAJA DI ATAS RAJA KEPADA KITA SEMENJAK KITA PERTAMA KALI BISA MENGHIRUP UDARA DUNIA YANG KERAS INI.
BUKAN CERPEN, PUISI, ATAU BAHKAN PANTUN YANG AKAN AKU TULIS DINI HARI INI.
AKAN TETAPI HANYA SATU HAL
"CINTA YANG INDAH, CINTA YANG MURNI, CINTA TANPA PENAWAR, CINTA YANG BERJUANG MENJADI ABADI"
"JANGANLAH PERNAH KAU KATAKAN "ENGKAU CINTA KARENA APA??", SEBAB CINTA TIDAK MENGENAL KARENA DAN KARENA , AKAN TETAPI CINTA HANYA MENGENAL "MESKIPUN" SEHINGGA SEMUA PECINTA AKAN BERKATA :
"AH……..AKU AKAN TETAP MENJAGA CINTAKU MESKIPUN…………"
"AH……………….AKU AKAN TETAP MENGABADIKAN CINTAKU MESKIPUN……"
"AH…………..INILAH CINTAKU MESKIPUN……………….."
"AH……..INILAH KASIH SAYANGKU MESKIPUN………………."
JADI, TAK AKAN PERNAH MUNCUL DENGAN IRINGAN HATI NURANI YANG DALAM DARI SEORANG PECINTA SEBUAH KALIMAT :
"AH…………….AKU AKAN MELANGGENGKAN CINTAKU KARENA………………….."
DENGAN IRINGAN HATI NURANI YANG SUCI
AKU BERDO’A BAHWA "AKU AKAN TETAP MENJAGA CINTAKU MESKIPUN……………………………………."
BUKANNYA CINTA DAN SEORANG PECINTA ITU BUTA
AKAN TETAPI
PADA AKHIRNYA CUKUPKAN CINTA HANYA UNTUK CINTA "
MALANG, AHAD KLIWON 04 NOVEMBER 2007 03.00 A.M


sedikit catatan untukku dan sahabat-sahabati

SEDIKIT CATATAN UNTUKKU DAN SAHABAT-SAHABATI SEMUA (2)

· KAMU HARUS PUNYA IDEALIS YANG HARUS KAMU KAWAL, JANGAN SAMPAI TERPENGARUH DENGAN BERBAGAI KEADAAN KANAN-KIRI KAMU.
· CARA BERFIKIR KAMU HARUS DISANDARKAN PADA KEILMUAN.
· CARA BERFIKIR KITA,HARUS KITA TATA.
· KALAU KRITIKAN KASUISTIK HARUS DILIHAT DARI SEGI MASLAHAH.
· ORANG BIJAK ADALAH ORANG YANG BERUSAHA TAHU PROSES MULAI A-Z.
· KITA JANGAN BERFIKIR SECARA PARSIAL, TAPI HARUS EXTENDED.
· JANGAN SAMPAI KAMU DI FORUM MEMPUNYAI HATI SEPERTI MUHAMMAD, AKAN TETAPI KETIKA KAMU MEMPUNYAI HATI SEPERTI ABU JAHAL.
· MARI KITA BELAJAR UNTUK DINILAI ALLAH, JANGAN UNTUK DINILAI MANUSIA.

Malang, ahad 03 november 2007
03.00 A:M




ketika tsunami di negeri para teuku

POTONGAN-POTONGAN DAGING BERNYAWA
Rinai hujan berbintik bintik deras,
Iringi cucuran air suci yang tanpa batas
Sahutan pujian rabb
Balik lagi menggema
Lelap semalam tidurku
Tiada kutahu apa dah terjadi

Dua masa pendek ku tak makan
Berburu keridho’an dari rabbku
Dan……….
Kurayakan dengan hidangan lezat
Bawaanku,

Ketenangan malam terpecah
Oleh merdunya suara takbiran, tahmidan
Jua tasbihan.
Indah terasa kembang tidurku,
Semerbak wangi tersebar,
Dalam ragaku.

Kusongsong fajar Shubuh
Dengan segera kuambil air sembahyang,
Tiada pernah bathinku tenang
Bagai pagi ini,
Chooson yang penuh kedamaian

Menggelora…!
Sembulan-sembulan rahmat-Nya
Dalam jiwaku
Riak-riak suaraku
Kutumpahkan
Pada sajadah setiaku

Dalam tafakkurku……..
Terlintas wajah-wajah tenang
Penuh kedamaian,
Merekalah para mukhtar
Daripada para asatidzku
Bayang-bayang surga
Melintasi yumna-yusro mereka.
Tahukah dirimu?

Satu potong daging dari 40-mu
Ialah waliyulloh………!!!
Ustadzku pernah berkata itu
Mereka pembawa kesejukan
Angin,
Berliuk-liuk di ma’hadmu

Oh………..tiba-tba
Himpitan-himpitan daging bernyawa itu
Berputar melingkar-lingkar
Saling bermaafan
Tapi sayang,
Sungguh manusia
Makhluk penuh nafsu
Jelalatan mata mereka
Memandang wanita
Disertai gelak tawa!
Entah apa yang dicari

Tapi rundukan rundukan kebohongan
Mereka,
Tak bisa membohongi
Percuma kenikmatan
Pemberian dari Tuhan!

Oh………nikmat..?
Tanpa sekat
Terbersit diisi kepalaku
Bagaimana kabar saudaraku?
Apa yang sedang mereka lakukan?
Dimana keluarga mereka?
Kapankah kaburnya derita?

Hilang semua
Terbang,
Hanyut semua
Terbawa gelombang,
Busuk semua
Terpendam,

Berserakan daging-daging do’a
Tanpa nyawa.

Oh….akbaru biladil muslimin
Hiasanmu bukan lagi ibadah
Serta karunia!

Auman kobra alam
Menghisap semua darah
Bau busuk menyengat
Beriringan serta tangisan bocah-bocah

Tak peduli penguasa
Kelompok Abu Dujana
Rakyat miskin jelata
Juga hewan melata
Tak ketinggalan,
Bayi merah yang tak tahu apa-apa
Semua…………!!!
Hancur berserakan.

Duhai penguasa semesta!
Madza aroodalloohu bi hadza matsala….
Trenggalek, 10 Dzulhijjah 1426

Belum lagi hilang dari ingatan
Masih terekam semua kejadian mengerikan

Amukan berbagai bencana
Datang tanpa ambil toleran
Getaran hebat runtuhkan
Semua tanaman bumi

Bangkai-bangkai manusia
Kembali berhamburan,
Luluh lagi bendungan air mata

Sekarang tak peduli pendosa
Tidak melihat calon ahli surga
Semua terenggut nyawanya

Coba tengoklah!!
Hegemoni sosial, dapatkah runtuh?
Umpatan-umpatan nafas hitam berbau
Memaki-maki Tuhan!!
Oh….Tuhan tidak adil!
Oh…..Tuhan seenaknya sendiri!!

Ternyata manusia memang tak tahu diri
Euforia kenikmatan dunia lalaikan mereka kepada Tuhan.
Siapakah yang berani salahkan Tuhan!?
Gumpalan daging nafsu itu sungguh bodoh!

Ingat wahai daging bau
Bumi gerah engkau tempati
Tanah sebagai asalmu, tak engkau hargai
Kau siram sari-sari tanah,
Dengan lendir maksiatmu,
Darah kawanmu kau jadikan tumbal
Sebagai penyubur kekuasaanmu
Opium-opium kau sebar luaskan,
Berbagai bentuk korupsi kau contohkan
Berbagai penyelundupan dan penyelewengan kau praktekkan.

Masa depan bangsamu
Kau rusakkan sendiri

Kalau ajal datang kepadamu
Gelagap gelagap wajahmu
Begitu memuakkan

Kalau adzab dunia kau enyam

Siksa pedih neraka pasti kau rasa.

Tuhan memang Maha Adil!

Kisah-kisah manusia moyangmu
Tidak dapat kau ambil hikmah
Kau umpati Cuma sebagai
Cerita sebelum tidurmu.

Bisakah kau lihat?
Tindakan Tuhan begitu dahsyat!
Entah sebentar lagi getaran, goncangan
Mungkin melanda.

Mulai rakyat sampai penguasa
Berlaku jalang
Do’anya di depan umum
Sebagai tutup kehitaman wajahnya
Percaturan manusia
Timbulkan sungai-sungai ambisi
Yang sarat dengan darah.

Alampun tak terima

Sekarang biarlah berjalan semestinya,
Manusia pendosa masuk neraka
Manusia bertaqwa naik surga
Sekarang lupakan jua semua
Karena nyawamu masih
Bersemayam lama
Dalam adrenalin
Darahmu……………

Tulungagung, Senin 11 april 2005

puisi di SMA (2)

AMBURADUL
Sore tanpa cahaya alam
Angin bertiup berani
Hanya menggerakkan daun-daun bambu
Kedinginannya tak sampai menembus
Longgarnya koko coklatku

Halaqoh-halaqoh syawir
Sangat tidak ijtihad,
Masjad terlingkarkan diatas kepala
Dibelakang, terdengar suara tanpa rupa
Bunyi-bunyi mulut penuh bau
Sungguh tiada berinti sari

Putusan nafas tersendat-sendat
Gemuruh oksigen terhambat keluar
Oleh jamaknya cobaan hidup

Horison semua penjuru rata memutih
Satu dari banyak tanda usainya hujan

Aku hanya mampu menatap kaku,
Darahku mengalir, membeku
Diriku terpaku
Bagaimana masa depanku
Secerah langitkah?

Memang terlalu rumit tuk dipikirkan

Semua akal terpusat
Terforsir terlalu berharap

Do’a dan usaha
Harus terus terpanjat

Perasaan???

Jangan sampai lahir labilitas
Fakir, nurani, naluri
Harus sebagai kendali
Tapi kenapa kedewasaan
Dan kesadaran
Sangat sulit didatangkan??

Tanyalah dirimu
Dengan penuh pertimbangan.

Ngunut Tulungagung, 31 Maret 2005

ASASI
Lingkaran darah merah berceceran
Basahi tanah atas hunianku
Kala petang tak kunjung datang
Seperempat hari tiada sinar
Mendung gelap rata……………….
Di seluruh jagat raya,
Sang surya pagipun enggan mengintip
Bumi fana…………..
Seorang kawan seperjuangan
Bengap indera penglihatannya
Bertutur apa yang telah teralami
Mula kukira lama
Mati suri
Tapi salah besar dugaanku
Pemulung-pemulung ilmu yang duduk
Disekitar tempat kedudukanku
Cerita tentang semua
Kusebut Nama Tuhanku
Tak pernah kukira dalam benakku sebelumnya…….

Ngunut Tulungagung,…………2005

KEGIGIHAN BULAN

Senyum bulan setengah utuh
Masih saja muncul
Mempercantik kesuraman malam

Entah apalagi yang ditertawakan
Ciptaan yang satu ini
Selalu mau bergelantungan di onggokan
Lautan langit yang kelam

Kepucatannya tak menyurutkan niatnya

Saat si surya keluar sarang
Bulan tak pernah patah arang
Supaya dapat dilihat manusia

Kebenderangan seakan hilang
Namun sebenarnya tidak!!!

Bulan menegaskan keeksisan dirinya,
Sayang tak seorang pun menyadarinya.
Dirinya seperti dilupakan
Karena memang sudah lagi
Tak menyenangkan
Jasamu bulan
Usahamu bulan
Kerja kerasmu bulan
Telah terabaikan

Orbitmu mana tak lagi
Kau tempuh……….
Bumi yang jadikan kau satelit
Lagi marah, karena memang
Masa sedang sulit.

Siklus alam memang
Telah dilukiskan,
Setiap jangkah jalan buatan
Sudah digariskan,
Tapi melencengmu bulan
Sudah sangat jauh
Jangan egois bulan
Lihatlah diatasmu
Tuhan masih menjaga.

Apa yang kau rasakan bulan??
Tak ternyana.
Kau terlalu bermuram durja
Lupakah dengan kewajibanmu bulan?
Santai saja,
Sebab tentang keberadaanmu
Benar tidak abadi
Kau harus tebarkan tawa
Aura elokmu
Harus mempesona
Kamu musti tahu itu
Tak sia-sialah Tuhan
Membuatmu….

Ngunut Tulungagung, 10 Maret 2005

PUISI BUATMU
Insan diberi nafsu dan fikir
Keteledoran nafsu membuat racun
Mematikan tanpa penawar
Kelemahan fikir menjadikan
Manusia dipermainkan
Fikiran dan perasaan

Pupuklah sikap mental positif
Itulah penyubur kognitif

Kemalasan, keraguan, keminderan
Hilang tak berbekas karena itu.
Periksa keraguan dan hambatan mental

Tatap proses kehidupan
Kau pasti akan semangat
Lakukan terbaik dalam hidup

Jangan mau diracuni oleh siapapun,
Maaf jika menyinggungmu,
Kucoba jelaskan manusia;
Lahir
Remaja
Berkeluarga
Tua
Mati
Kembali ketanah.
Hidup biasa saja
Hidup hanya sederhana


Adegan –adegan hidup
Memang untuk dijalani
Lakon hidup memang
Selalu berganti
Tapi…………….

TETAP DENGAN SATU JUDUL
YAITU HIDUP…………..

Dunialah panggungnya
Pencipta alamlah sutradaranya

Jarang tokoh protagonis
Menjalankan peran yang manis

Kadang manusia jadi raja
Bagi dirinya
Kadang juga jadi budak
Bagi dirinya……….

Sehingga manusia tega
Melupakan rutinitasnya
Sebagai jalan hidupnya

Kenapa musti manusia
Terombang-ambing
Oleh sesuatu yang tidak diketahui?

Manusia mau dipermainkan jiwanya sendiri

Oh……………..aku mohon

Janganlah itu sampai terjadi
Manusia harus tahu
Kenapa manusia dicipta?
Manusia untuk berkarya
Bangun-membangun
Tak lupa ibadah kepada-Nya
Manusia hanyalah sepotong
Sari tanah hitam.
Dikerjakan, sehingga jadilah
Manusia yang elok rupa
…………………….
Puisi ini untukmu
Wahai manusia-manusia yang penuh perhatian,
Kejernihan akal manusia
Jangan terkorosi
Oleh apa dan siapa
Oh……..manusia
Tolong lenyapkan ketrenyuhan
Yang bersarang di baterai hidupmu.
Saat ini rodamu
Benar ada dibawah
Dan itu pasti!
Berputar pada puncak kesuksesan!.
Tulungagung, 11 April 2005
Malang, 03 November 2007

puisiku di SMA (1)


YA TUHANKU
YA…Tuhan,
Deras luhku mengalir dari mata
Panas ragaku terbakar sesal,
Ketika segala nafsu
Berkuasa atas manusia,
Syetan beterbangan
Melayang-layang,
Tertawa kepingkal-pingkal,
Berhasil sukses dia
Berbujuk ria diantara manusia
Menyeruak kebenderangan
Serta kesucian
Lubuk hati dan fakir insane.
Makhluk sesempurna dia
Dapat lupa akan segala
Yang dengan susah payah diraihnya!.
Telah tak suka,
Semua shohib dan kerabatnya
Sehingga seluruh pengajarnya.
Syetan telah menang
Atas segala usaha dan upaya
Yang telah diperbuatnya.
Salah faham,
Juga salah pengertian,
Antara ciptaan yang memang
Bukan kamil,
Merupakan sebagian hasil
Dari makhluk yang suka bathil.
YA……TUHAN,
Insan lupa ibadahnya,
Insan lupa jua robbnya.
Hatinya gelap,
Laksana malam yang pekat.
Bertupuk dosa shogiir
Juga kabiir
Telah didapat
Demi beroleh
Seonggok gelas piala
Yang tak kebawa naik
Keatas surganya akhirat.
Luluh lantak
Porak poranda
Hancur lebur
Morat marit
Carut marut,
Seluruh asa dan harap!
Puing-puing angan serta cita
Yang bersisa,
Yang tak pernah ia harap
Datang tanpa terantar
Pergi tanpa atsar.
YA….TUHAN..
Tengoklah milikmu ini,
Duhai kekasih
Tatap sejengkal demi sejengkal
Budak yang penuh
Belepotan lendir dosa ini,
Beri penerangan makhlukmu ini.
Terlantar ia
Tiada kawan ia
Tak punya pelipur lara ia
Kehilangan semangat ia
Kehabisan cinta serta asa ia
Kecolongan apa yang dipunyainya,
Penuh dosa dan kemaksiatan
Hidupnya……………..
Sebagai lampiasan
Atas semua perlakuan
Yang telah dirasa olehnya.
YA….TUHAN…
Apakah keburukan seorang hamba
Dicipta diatas dunia
Hanya buat dicaci dan dijauhi?
Ataukah……
Untuk didekati dan diperbaiki?
Apakah kekhilafan ada dibumi
Untuk dibenci?
Ataukah…………
Agar diperbarui dan diganti
Dengan suatu kebenaran?
Pantaskah seorang mukmin
Meneteskan air mata
Bukan untuk kekasihnya?
Ataukah………….
Memang itulah kodrat manusia?
Betulkah seorang pintar
Berkuasa atas segala
Ataukah…………
Merupakan suatu Irodah-Nya?
Benarkah yang tua itu
Bebas berkehendak?
Ataukah……………..
Memang mereka adalah ciptaan
Yang paling berhak?
Bukankah yang besar dibuat
Untuk dihormat?
Dan yang kecil wujud
Untuk disayang?
YA……….TUHAN……
Resah gelisah
Fikirku tak terarah,
Hatiku berontak
Menanggap realita.
……………………..
Bukan aku sombong
Bukan aku durhaka
Bukan aku besar kepala
Bukan diriku merasa bisa
Bukan diriku merasa mampu
……………………….
Duhai Dzat penguasa
Segala…………
Aku hanya hamba
Yang Cuma bisa minta-minta,
Aku hanyalah budak
Yang Cuma mampu memohon.
Maafkan aku…….
YA…..GHOFFUUR……
Turunkan lagi air
IlmuMu…..
Sebagai penyejuk dahagaku
Berikan lagi cahaya
hidayahMu…….
Buat penerang hatiku,
Kembalikan lagi kelurusan
jalanMu….
Untuk pedoman langkahku.
Cukupkan lagi curahan
karuniaMu…….
Sebagai bekal hidupku.
Bukakan lagi pintu
TaubatMu……
Tuk menerimaku,
Lemparkan semua kepadaku ;
Rahmat, ma’unah, taufiq, suruur, khoir, hikam, ‘ibarot
Kan selalu kunanti.
YA….TUHAN…….
Entah aku tak tahu
Lagi……….
Apa salahku
Serta apa permintaanku.
Oh…kekasihku
Bangkitkan aku………………………………



Ngunut Tulungagung, Ahad 12 Desember 2004
Senin 13 Desember 2004
RENGKUH IMPIAN
Terlalu lama aku merana
Tanpa kasih dan cinta
Kekalutan jiwa
Tak pernah ada pelipur
Satu masa terbayang
Keinginan hati tak sampai
Selamat tinggal,
Diriku pasti kembali
Impikan diriku selalu
Untuk obati rindumu
Paling hanya sementara
Kesedihan melanda
Bayang-bayang kawanku
Hantui tidurku
Jangan hilang asa
Hidupmu masih lama
Hamparan samudera cita
Tetap menantimu
Tinggalkan pesimis
Hilangi egois………………………………..

Ngunut Tulungagung, Selasa pahing 05 April 2005