Sabtu, 03 November 2007

ketika tsunami di negeri para teuku

POTONGAN-POTONGAN DAGING BERNYAWA
Rinai hujan berbintik bintik deras,
Iringi cucuran air suci yang tanpa batas
Sahutan pujian rabb
Balik lagi menggema
Lelap semalam tidurku
Tiada kutahu apa dah terjadi

Dua masa pendek ku tak makan
Berburu keridho’an dari rabbku
Dan……….
Kurayakan dengan hidangan lezat
Bawaanku,

Ketenangan malam terpecah
Oleh merdunya suara takbiran, tahmidan
Jua tasbihan.
Indah terasa kembang tidurku,
Semerbak wangi tersebar,
Dalam ragaku.

Kusongsong fajar Shubuh
Dengan segera kuambil air sembahyang,
Tiada pernah bathinku tenang
Bagai pagi ini,
Chooson yang penuh kedamaian

Menggelora…!
Sembulan-sembulan rahmat-Nya
Dalam jiwaku
Riak-riak suaraku
Kutumpahkan
Pada sajadah setiaku

Dalam tafakkurku……..
Terlintas wajah-wajah tenang
Penuh kedamaian,
Merekalah para mukhtar
Daripada para asatidzku
Bayang-bayang surga
Melintasi yumna-yusro mereka.
Tahukah dirimu?

Satu potong daging dari 40-mu
Ialah waliyulloh………!!!
Ustadzku pernah berkata itu
Mereka pembawa kesejukan
Angin,
Berliuk-liuk di ma’hadmu

Oh………..tiba-tba
Himpitan-himpitan daging bernyawa itu
Berputar melingkar-lingkar
Saling bermaafan
Tapi sayang,
Sungguh manusia
Makhluk penuh nafsu
Jelalatan mata mereka
Memandang wanita
Disertai gelak tawa!
Entah apa yang dicari

Tapi rundukan rundukan kebohongan
Mereka,
Tak bisa membohongi
Percuma kenikmatan
Pemberian dari Tuhan!

Oh………nikmat..?
Tanpa sekat
Terbersit diisi kepalaku
Bagaimana kabar saudaraku?
Apa yang sedang mereka lakukan?
Dimana keluarga mereka?
Kapankah kaburnya derita?

Hilang semua
Terbang,
Hanyut semua
Terbawa gelombang,
Busuk semua
Terpendam,

Berserakan daging-daging do’a
Tanpa nyawa.

Oh….akbaru biladil muslimin
Hiasanmu bukan lagi ibadah
Serta karunia!

Auman kobra alam
Menghisap semua darah
Bau busuk menyengat
Beriringan serta tangisan bocah-bocah

Tak peduli penguasa
Kelompok Abu Dujana
Rakyat miskin jelata
Juga hewan melata
Tak ketinggalan,
Bayi merah yang tak tahu apa-apa
Semua…………!!!
Hancur berserakan.

Duhai penguasa semesta!
Madza aroodalloohu bi hadza matsala….
Trenggalek, 10 Dzulhijjah 1426

Belum lagi hilang dari ingatan
Masih terekam semua kejadian mengerikan

Amukan berbagai bencana
Datang tanpa ambil toleran
Getaran hebat runtuhkan
Semua tanaman bumi

Bangkai-bangkai manusia
Kembali berhamburan,
Luluh lagi bendungan air mata

Sekarang tak peduli pendosa
Tidak melihat calon ahli surga
Semua terenggut nyawanya

Coba tengoklah!!
Hegemoni sosial, dapatkah runtuh?
Umpatan-umpatan nafas hitam berbau
Memaki-maki Tuhan!!
Oh….Tuhan tidak adil!
Oh…..Tuhan seenaknya sendiri!!

Ternyata manusia memang tak tahu diri
Euforia kenikmatan dunia lalaikan mereka kepada Tuhan.
Siapakah yang berani salahkan Tuhan!?
Gumpalan daging nafsu itu sungguh bodoh!

Ingat wahai daging bau
Bumi gerah engkau tempati
Tanah sebagai asalmu, tak engkau hargai
Kau siram sari-sari tanah,
Dengan lendir maksiatmu,
Darah kawanmu kau jadikan tumbal
Sebagai penyubur kekuasaanmu
Opium-opium kau sebar luaskan,
Berbagai bentuk korupsi kau contohkan
Berbagai penyelundupan dan penyelewengan kau praktekkan.

Masa depan bangsamu
Kau rusakkan sendiri

Kalau ajal datang kepadamu
Gelagap gelagap wajahmu
Begitu memuakkan

Kalau adzab dunia kau enyam

Siksa pedih neraka pasti kau rasa.

Tuhan memang Maha Adil!

Kisah-kisah manusia moyangmu
Tidak dapat kau ambil hikmah
Kau umpati Cuma sebagai
Cerita sebelum tidurmu.

Bisakah kau lihat?
Tindakan Tuhan begitu dahsyat!
Entah sebentar lagi getaran, goncangan
Mungkin melanda.

Mulai rakyat sampai penguasa
Berlaku jalang
Do’anya di depan umum
Sebagai tutup kehitaman wajahnya
Percaturan manusia
Timbulkan sungai-sungai ambisi
Yang sarat dengan darah.

Alampun tak terima

Sekarang biarlah berjalan semestinya,
Manusia pendosa masuk neraka
Manusia bertaqwa naik surga
Sekarang lupakan jua semua
Karena nyawamu masih
Bersemayam lama
Dalam adrenalin
Darahmu……………

Tulungagung, Senin 11 april 2005

Tidak ada komentar: