Kamis, 11 Desember 2008

puisi alat vital

ALAT VITAL
Hanya kemudian menjadi alat vital
Dengan mulut bagai corong,
Digembor-gemborkan;

Hoi….!
"Alat vitalku besar!
Peganglah, akan terasa hangat!".

Orang-orang kemudian datang
Membawa kertas berpasangan pena
Menenteng mata dengan hatinya
Menjalankan kaki beserta jejak-jejaknya,

Serta….

Menuding-nudingkan berbagai telunjuk
Bersamaan….
Rasa ingin tahu
Yang pura-pura,

Setiap hari ditusuk di tambangi
Muncrat kekentalan-kekentalan kenikmatan,
Hasrat mendesah
Berlomba terengah-engah….

Semburan nafas hangat setengah panas
Terlihat istimewa bagi dunia
Menjulur ke relung jantung semsesta,
Mengundang nama…………

Maka, semua mata terheran-heran,
Dengan deklarasi diri tanpa nurani,
Berdendanglah mulut-mulut buta itu
Dengan lagu-lagu yang sebenarnya tidak bersuara.

Bukan sekedar retorika,
Hanya kemudian alat vital,
Tetaplah sebuah fenomena.
Malang, 15 APRIL 2008

Tidak ada komentar: