ALAT VITAL
Hanya kemudian menjadi alat vitalDengan mulut bagai corong,
Digembor-gemborkan;
Hoi….!
"Alat vitalku besar!
Peganglah, akan terasa hangat!".
Orang-orang kemudian datang
Membawa kertas berpasangan pena
Menenteng mata dengan hatinya
Menjalankan kaki beserta jejak-jejaknya,
Serta….
Menuding-nudingkan berbagai telunjuk
Bersamaan….
Rasa ingin tahu
Yang pura-pura,
Setiap hari ditusuk di tambangi
Muncrat kekentalan-kekentalan kenikmatan,
Hasrat mendesah
Berlomba terengah-engah….
Semburan nafas hangat setengah panas
Terlihat istimewa bagi dunia
Menjulur ke relung jantung semsesta,
Mengundang nama…………
Maka, semua mata terheran-heran,
Dengan deklarasi diri tanpa nurani,
Berdendanglah mulut-mulut buta itu
Dengan lagu-lagu yang sebenarnya tidak bersuara.
Bukan sekedar retorika,
Hanya kemudian alat vital,
Tetaplah sebuah fenomena.
Malang, 15 APRIL 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar