Kamis, 11 Desember 2008

puisi angin kehidupan

ANGIN KEHIDUPAN

Kutelangkupkan kedua daun telingaku
Bersumbat pada jempolan dan kelingking
Lalu berdarah…….

Bergelantung pada cuping,
Sisa-sisa belatung penyiksaan
Tidak kuat mungkin….

Terdiam, tertahan,
Tidak pernah serak dan retak

Tidak bergelugu dan utuh
Tidak berbentuk……

Hanya tiupan-tiupan,
Yang mulai tenang
Mati…..

Malang, 23 November 2008

Tidak ada komentar: